=Ayub= Teladan Agung
Kebanggaan Allah!
oleh Pdt. Sammy Lee
Ayat Thema:
Tetapi jawab Ayub kepadanya: "Engkau berbicara seperti perempuan gila! Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?"
Ayub 2:10
Buku yang pertama dalam Alkitab sebenarnya adalah buku Ayub. Itu dituliskan oleh Musa pada waktu dia berada di Midian saat melarikan diri dari Mesir. Sedangkan lima buku lainnya mulai dari Kejadian sampai Ulangan dituliskan nabi Musa waktu bangsa Mesir sedang dalam perjalanan keluar dari Mesir sebagai satu bangsa, menuju ke tanah Kanaan Perjanian.
Walaupun kita tidak banyak mendengar mengenai isteri dari Ayub, namun tidak dapat disangkal, sampai pada saat ini, atau pada saat dikuakkannya layar pada panggung drama semesta alam ini, isterinya juga pasti telah melakukan peranan penting dalam membina rumah tangga bahagia dari Ayub, yang menjadi salah satu kisah favorit dari Alkitab. Kisah kemilau gemerlapan yang menjadi kebanggaan seisi sorga. Ayub orang beriman yang tiada bandingannya. Seorang yang seharusnya bisa disebut Bapa Orang Beriman yang tiada taranya. Tapi mengapa justru Abraham yang terpilih, Ayub tidak?
Nanti tanyakan kepada Yesus sendiri, tapi menurut pendapat saya yang sederhana, Ayub tidak terpilih menjadi Bapak orang beriman dan harus digantikan oleh Abraham, adalah karena keturunan Ayub tidak setia dan mengikuti jejak yang ditinggalkan leluhur mereka. Sedangkan Abraham walaupun jatuh bangun, babak belur dalam pertarungan melawan godaan setan, dan walaupun hanya sebagian kecil dari anak-cucunya tetap berpaut kepada teladan kehidupan beriman yang ditinggalkan olehnya, tapi ada dari mereka yang tetap tinggal setia sampai hari ini.
Sebenarnya cerita tentang Ayub dan isterinya, entah apa namanya saya belum dapat menemukannya sampai sekarang, tapi ada banyak persamaannya dengan isteri dari Manoah, kita hanya boleh mengingatnya dengan Nyonya Ayub atau Ibu Ayub.
Nama Ayub menunjukkan bahwa dia bukan orang Israel tapi orang Edom. Karena tidak ada seorangpun dari umat Israel yang menyandang nama itu. Dalam Alkitab hanya seorang yang bernama yang dekat dengan nama itu, yaitu Yobab, raja orang Edom. Uz sendiri adalah tanah yang terletak di sebelah Timur dari Palestina, dan tidak jauh dari padang pasir Arab, dan menurut kebanyakan ahli sejarah Alkitab dia adalah keturunan dari Esau, saudara kembar dari Yakub yang disebut orang Edom, jadi sebenarnya masih keturunan dari Abraham. Sebab itu tidak heran kalau dia menyembah Allah yang sama yang mereka panggil dengan nama Shaddai. Ini menyatakan masa sebelum berdirinya bani Israel sebagai satu bangsa dibawah pimpinan Musa, dimana mereka mulai mengenal nama Allah mereka sebagai Yahweh atau Yehovah.
Ini sangat menarik bagi saya karena bangsa Tionghoa yang sudah ada sebagai satu bangsa bahkan mempunyai kerajaan sejak tahun 2205 SM, yakni 700 tahun lebih sebelum bangsa Yahudi berdiri sebagai satu bangsa, juga menurut sejarah mereka menyembah Allah yang dinamakan Shangdi, atau Sheungdai, bahasa Kantonnya, dan Songti, bahasa Hokkiannya, jadi sangat dekat dengan nama Shaddai itu. (Untuk topik khusus mengenai Asal Usul Bangsa Tionghoa, dan Aksara Huruf Tionghoa Kuno Buktikan Keotentikan Alkitab dan lain-lain sehubungan dengan bukti-bukti leluhur bahgsa Tionghoa yang menyembah Shangdi, Raja Diraja/Raja Langit Pencipta Semesta Alam sebelum adanya bangsa Yahud, silahkan hubungi saya pada alamat thehanifs@gmail.com
atau cari dalam arsif di blogger ini.)
Marilah kita langsung saja berkunjung kerumah pasangan yang sangat berbahagia kalau dilihat dari pemilikan harta benda mereka.
Menurut Mother Teresa, setelah menyaksikan begitu banyak penderitaan di dunia, kalau dia bertemu dengan Yesus disorga nanti, maka kalimat pertama yang dia akan sampaikan kepada Yesus adalah: ”Tuhan, ada sangat banyak pertanyaan yang Engkau harus jawab kepada kami.” Ada betulnya juga. Dan saya rasa akan ada banyak orang yang membaca kisah Ayub juga akan mempunyai banyak pertanyaan yang mereka ingin Tuhan menjawabnya, karena sangatlah membingungkan bagaimana sampai seorang yang begitu baik, begitu saleh, dan begitu setia kepada Tuhan, dan kalau ada seorang yang boleh disebut memiliki meterai kesempurnaan dalam karakter dan kebenaran, maka orang itu pastilah Ayub, kok dia itu tidak mempunyai keturunan yang disebutkan dalam Alkitab yang akan selamat di sorga nanti.
Bukan cuma manusia tapi Tuhan Allah sendiri yang mengucapkan demikian. Dia berkata kepada Lucifer yang muncul dengan tiba-tiba dalam sebuah sesi General Conference semesta alam. Tentulah ini terjadi sesudah Adam dan Hawa berdosa karena Adam tidak ada disitu sebagai wakil dari dunia ini. Yang nongol adalah Setan yang mengklaim bahwa dia berhak berada ada disitu mewakili planit bumi. Tuhan bertanya kepadanya: ”Engkau ini datang dari mana?” Mungkinkah Allah tidak tahu dia datang dari mana? Allah pasti sangat kenal kepadanya, karena tidak ada satu pun yang tersembunyi kepadaNya. Dan terutama sekali sepak terjang dari Ayub pasti direkam dan dicatat terus oleh pihak Badan Intelijen Sorga dengan alat-alat pemantau dan perekamnya yang tiada bandingan kecanggihannya dialam semesta ini. Tapi Tuhan melontarkan pertanyaan itu untuk menanyakan apa haknya muncul dalam persidangan akbar semesta alam itu. Setan menjawab : "Dari perjalanan mengelilingi dan menjelajah bumi." Ayub 1:7
Dalam bahasa Alkitab bahasa Inggris, NKJV, ayat ini berbunyi: "From going to and fro on the earth, and from walking back and forth on it."
Sebenarnya harus diterjemahkan sebagai: “Dari beredar hilir mudik di dunia, dan berjalan kesana kemari diatas bumi.”
Dengan kata lain, Setan mengaku sebagai Penguasa diatas dunia ini, atau Raja dunia, yang baru saja mengadakan turnei, atau mengadakan kunjungan rutin menginspeksi kerajaannya.
Jawab Tuhan kepadanya sebenarnya adalah menjadi templakan yang telak, atau gamparan kata-kata yang sangat jitu: "Apakah engkau memperhatikan hamba-Ku Ayub? Sebab tiada seorangpun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan." Ayub 1:8.
Ini adalah sindiran yang tajam kepada Setan yang dengan kata lain: ”Kalau Aku mau memanggil seorang wakil dari dunia, bukan engkau yang sepantasnya layak, melainkan Ayublah orangnya. Seorang yang saleh, jujur, takut akan Allah dan menjauhi kejahatan.
Wah! Ini adalah suatu pernyataan atau deklarasi yang tidak ada taranya, suatu pujian yang melebihi Nobel Prize atau penghargaan yang manapun juga! Peduli apa yang dikatakan dunia, President-president dan Raja-raja dialam ini, bahkan President General Conference pun. Yang penting adalah bagaimana anda sebenarnya dihadapan Raja Semesta Alam. Apakah anda sebagai Ayub, Seorang yang saleh, jujur, takut akan Allah dan menjauhi kejahatan?
Itu adalah status dan predikat yang lebih tinggi dari kedudukan serta penghargaan manapun juga yang anda pernah akan bisa miliki!
Dipandang sebagai seorang yang saleh, jujur, takut akan Allah dan menjauhi kejahatan. Dalam bahasa Inggrisnya ayat ini berbunyi:
“a blameless and upright man, one who fears God and shuns evil?"
Maaf kalau saya sepertinya sangat kolot, fanatik dan ultra konservatif pula. Soalnya saya ini mungkin juga seorang yang otaknya berat kesebelah kanan, memperhatikan hal-hal yang dianggap tetek bengek oleh beberapa pendeta dan anggota kita, tapi sebenarnya ini bukanlah barang tetek bengek yang menyangkut keselamatan kita. Satu noktah atau titik dan koma pun dalam Alkitab itu sangat penting. Manusia akan banyak yang binasa hanya karena perbedaan satu koma atau titik saja dalam ayat-ayat di Akitab.
Misalnya ayat yang berbunyi. ”Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, pada hari ini engkau akan bersama-sama dengan Aku di Firdaus.” Karena koma yang diletakkan salah tempatnya akan menyebabkan jutaan manusia binasa dan kehilangan harta warisan kerajaan sorga. Pihak Jesuit yang telah didalangi oleh Lucifer sendiri telah mengubah bunyi ayat itu dengan hanya memindahkan letak koma yang seharusnya berbunya: ”Sesungguhnya Aku berkata kepadamu pada hari ini, engkau akan bersama-sama dengan Aku di Firdaus.”
Dalam Alkitab parafrasi, yang diedit oleh Pdt. Eugene Peterson, yang menjadi versi Alkitab yang paling favorit bagi Rick Warren, pengarang Purpose Driven Life yang tersohor itu, ada banyak ayat-ayat yang dibuang kata-kata, bahkan kalimatnya, dan yang lainnya ditambahkan dengan kata-kata yang tidak ada didalam salinan aslinya. (Siapa yang ingin tahu lebih lengkap mengenai ini silahkan menghubungi alamat japri saya. Karena ini akan out of the topic kalau saya bahas disini.)
OK, mari kita kembali kepada topik kita. Alangkah indahnya kalimat yang diucapkan Tuhan Allah sendiri mengenai Ayub diantara semua utusan semesta alam, malaikat-malaikatNya, bahkan oleh Lucifer sendiri yang menyelonong sebagai tamu tidak diundang, istilah Inggrisnya ”gate crasher”. Deklarasi atau recitation itu adalah: “a blameless and upright man, one who fears God and shuns evil?" Yang secara tepatnya harus diterjemahkan: Seorang yang tidak bercacat cela, dan tegak lurus dalam kebenaran, seorang yang menghindari dosa, malah menganggap jijik dan membencinya (Inggrisnya “abhor sin”)
Mungkin ada yang mengatakan, “saleh” dan blameless/tidak bercacat cela, kan sama saja. Tidak sama, Pak! Banyak orang-orang digolongkan kepada ”saleh/saint/santo/santa” padahal mereka adalah penjahat-penjahat dan pembunuh yang paling kejam dikolong langit, melebihi binatang yang paling buas. Membunuh manusia dengan tidak punya belas kasihan atau peri kehewanan sedikitpun. Blameless artinya tidak ada sedikit pun yang dapat dilihat celanya, sehingga Setan sendiri tidak bisa membantah hanya mengatakan ”itu kan karena dia selalu dipagari dan dilindungi.” Satu tuduhan yang tidak benar dan setelah diuji dua kali dengan malapetaka bertubi-tubi dan semakin berat sehingga dia merasa menyesal telah dilahirkan dan ingin mati saja, tapi tidak sedikitpun dia melanggar baik dalam pikiran maupun perkataannya.
Itulah sebabnya karena kasihan melihat nasibnya yang begitu parah menderita, isterinya menganjurkan lebih baik dia menghujat Allah saja supaya dihukum sampai mati oleh Tuhan, dan dengan demikian terbebas dan penderitannya.
Tapi sebaliknya daripada menuruti nasihat istrinya, Ayub malah menghardik dia sambil membelalakkan matanya dengan penuh abhorence atau jijik dan kebencian untuk melakukannya, dengan kata-kata: ”Engkau berbicara seperti perempuan gila. Masakan kita hanya mau menerima yang baiknya saja dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruknya juga?”
Sebenarnya disini yang berbicara bukanlah isteri dari Ayub, akan tetapi setan yang berbicara melalui perempuan itu seperti seorang ventriloquist (seorang yang berbicara melalui perutnya dan menyebabkan sehingga penonton melihat seolah-olah boneka yang dipegang atau dipangkunya yang mengucapkan perkataan-perkataan itu.) Setan telah menggunakan isterinya agar dia membuktikan kebenarannya dan membunuh dirinya sendiri dengan demikian menyatakan bahwa Tuhan memang keterlaluan dan tidak ada seorang pun yang dapat menurut kepadaNya dengan sempurna, seperti yang dikatakan oleh Tuhan kepada Setan. Kata-kata Setan adalah: Tetapi sesungguhnya jikalau kiranya sekarang Engkau mengedangkan tanganmu dan menjamah akan segala sesuatu yang padanya, masakan tidak dihujatnya akan Dikau di hadapan hadirat-Mu. (Ayub 1:11)
Alangkah mulia dan mengagumkannya! Tidak heran Tuhan sangat bangga dan sampai tiga kali menekankan keagungan fiil tabiat Ayub itu, dua kali kepada setan dan satu kali kepada kawan-kawannya diujung buku Ayub, dimana Dia katakan kalau bukan karena Ayub sudah ditumpasNya mereka itu karena kekurang ajaran mereka mempersalahkan Allah dan Ayub ketika menyaksikan penderitaannya itu.
Banyak kali tabiat seseorang itu tidak kelihatan dengan nyata waktu segala sesuatunya berjalan dengan lancar, aman damai, tenteram sentosa dan kerta reharja. Tapi begitu terjadi krisis, maka sifat yang terbaik maupun sebaliknya yang terburuk baru akan muncul. Krisis menunjukkan nilai sesungguhnya dari seseorang. Sama dengan api akan membuktikan apakah seseorang itu benar-benar terbuat dari emas murni atau hanya batu yang dilapisi emas diluarnya. Api memurnikan emas tulen tapi meleburkan sanga atau pun lalang. Suami isteri yang tadinya kelihatan sama-sama saleh dan menyembah Tuhan, sekarang kelihatan siapa yang hanya saleh waktu hidup berkelimpahan. Ada uang abang saya, tak ada uang silahkan abang melayang ke paya dan rawa-rawa.
Hidup kita ini sama seperti bangunan menurut ilustrasi dari Tuhan Yesus. Dalam keadaan aman semuanya mulus, kedua-dua bangunan yang berdiri diatas pondasi pasir dan batu karang yang teguh, tidak kelihatan bedanya. Kemudian datanglah badai menimpa. Yang berdiri diatas batu karang dan dibuat dari bahan yang permanent, tetap berdiri teguh. Tapi yang berdiri diatas pasir, ambruk dan hanyut tidak ada yang tinggal lagi.
Sarai dan Hana serta Naomi semuanya mendapat ujian dari Tuhan, tapi ujian yang menimpa Ayub dan isterinya adalah benar-benar ujian yang tiada bandingannya. Dan keteguhan dari Ayub dalam imannya kepada Tuhan, menunjukkan kepada kita kunci rahasia kemenangan bagi siapa pun yang meniru teladannya dalam bertahan terus sampai pada akhirnya. Inilah yang akan terjadi kepada Ayub-Ayub dan Elia-Elia Tuhan pada akhir zaman nanti ketika Setan akan melampiaskan semua akal tipu daya dan kekejamannya untuk berusaha memaksakan semua tunduk dan menyembah dia. Ini telah dinubuatkan Alkitab dan penulis-penulis dan pengkhotbah Kristen yang tidak terhitung jumlahnya. Dan ini juga akan saya bahas dalam khotbah-khotbah dan artikel-artikel berikutnya.
Tuhan Yesus memberkati Anda sekalian.
Pdt. Sammy Lee
Sydney, Australia
No comments:
Post a Comment